Taqwa, Cerdas, Berprestasi
Bergerak dan menggerakan demi masa depan peserta didik
( Devi Setiawan,S.Pd.SD )
PENGENALAN EMOSI
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
-
Kesadaran Diri - Pengenalan Emosi
Bapak/Ibu Guru, saat kita berada dalam kondisi yang menekan, entah karena tuntutan yang
terlalu besar atau terlalu banyak, tidak jarang kita merasa stress. Stres dalam istilah psikologi
menurut Laura King, dalam bukunya “The Science of Psychology”, adalah respons individu
terhadap kejadian atau keadaan yang mengancam.
Bapak Eling berada dalam situasi stress karena begitu banyak tuntutan peran dan
tanggungjawab yang perlu ditanggungnya. Sebut saja peran sebagai guru dengan tanggung
jawab yang tidak kecil, menjadi panitia acara besar, serta memenuhi tanggung jawab
personal dalam keluarga.
Ekspresi emosi yang ditunjukkan Bapak Eling dalam contoh kasus 1–5 bisa jadi muncul sebagai
responnya terhadap keadaan atau situasi lingkungan saat itu. Keadaan yang tanpa disadari
Bapak Eling mengancam dirinya.
Saat Bapak Eling sadar bahwa saat itu dirinya sedang mengalami gejolak emosi tertentu,
Bapak Eling perlu mengenali dengan memberi nama emosinya saat itu.
Jadi saat mempraktikkan kesadaran penuh, Bapak Eling dapat mulai merasakan dan
mengenali dengan jelas emosinya saat itu. Maka dia pun mulai dapat memberikan nama
terhadap emosinya.
Contoh: Saya merasa … (marah, sedih, kecewa).
Di sini adalah gambar roda emosi yang disusun oleh Robert Plutchik, seorang psikolog dan
terapis. Gambar roda emosi ini dapat membantu dalam mengenali emosi yang muncul.
Gambar ini bisa membantu guru dalam membantu murid mengenali emosinya.
Sebagai contoh pada kasus Bapak Eling. Bapak Eling mengatakan “Saya merasa marah”. Kita
bisa lihat ke dalam bagan marah dalam roda emosi. Perasaan apa saja yang menjadi dasar
emosi marah yang terekspresikan. Dalam kasus 1, bisa jadi Bapak Eling marah karena merasa
tidak dihargai saat salah satu murid tidak melakukan instruksinya. Tapi dalam kasus yang lain,
bisa juga sebetulnya yang dirasakan Bapak Eling adalah perasaan kewalahan. Yang jika kita
lihat ke dalam gambar roda emosi, kewalahan adalah ekspresi emosi takut. Jadi alih-alih
Bapak Eling marah, dia sebetulnya sedang mengekspresikan perasaan takutnya.
Pengenalan emosi seperti ini dapat membantu baik guru maupun murid untuk dapat
merespon terhadap kondisinya sendiri secara lebih tepat. Itu sebabnya penting untuk
menerapkan latihan berkesadaran penuh (mindfulness) sambil mengembangkan kompetensi
kesadaran diri (self awareness).
Untuk mencapai pemahaman kesadaran diri dan mampu mengenali emosinya, Bapak Eling
dapat mempraktikkan kesadaran penuh (mindfulness). Teknik STOP adalah salah satu teknik
mindfulness yang dapat digunakan untuk mengembalikan diri pada kondisi saat ini dengan
kesadaran penuh. STOP yang merupakan akronim dari:
Stop/ Berhenti. Hentikan apapun yang sedang Anda lakukan.
Take a deep Breath/ Tarik napas dalam. Sadari napas masuk, sadari napas keluar. Rasakan
udara segar yang masuk melalui hidung. Rasakan udara hangat yang keluar dari lubang
hidung. Lakukan 2-3 kali. Napas masuk, napas keluar.
Observe/ Amati. Amati apa yang Anda rasakan pada tubuh Anda? Amati perut yang
mengembang sebelum membuang napas. Amati perut yang mengempes saat Anda
membuang napas. Amati pilihan-pilihan yang dapat Anda lakukan.
Proceed/ Lanjutkan. Latihan selesai. Silahkan lanjutkan kembali aktivitas Anda dengan
perasaan yang lebih tenang, pikiran yang lebih jernih, dan sikap yang lebih positif.
VIDEO TUTORIAL STOP:
Bapak/Ibu Guru, sudahkah mengikuti tutorial STOP? Apa yang Anda rasakan saat berlatih?
Apakah yang Anda rasakan pada selama latihan? Apakah perbedaan yang Anda sebelum dan
sesudah latihan?
Kesadaran penuh (mindfulness) memiliki korelasi yang tinggi terhadap kesadaran diri sebagai
kompetensi pembelajaran sosial dan emosional. Kembali kepada pengenalan emosi, terdapat
enam emosi dasar pada kita manusia. Enam emosi tersebut yaitu takut, jijik, marah, kaget,
bahagia, dan sedih. Emosi-emosi ini dapat muncul akibat reaksi fisik, aktivitas pikiran dan
pengaruh budaya.
Dengan latihan mengenali emosi dalam kesadaran penuh sebelum merespon, kita dapat
meningkatkan kemampuan kita merespon secara lebih baik. Hal ini bukan hanya berdampak
pada well-being diri kita, tetapi dapat membantu kita menjadi role-model bagi
pengembangan kompetensi sosial dan emosional murid-murid di sekolah.
Berikut ini tautan video pengayaan tentang kompetensi kesadaran diri:
Keterampilan Berelasi – Dalam kehidupan sehari-hari, kita dihadapkan pada berbagai bentuk kerja sama dengan berbagai pihak, baik murid, guru, rekan kerja, orang tua, dan komunitas masyarakat lainnya. Dalam kerja sama untuk mencapai tujuan bersama, sewajarnya kita akan menghadapi perbedaan pendapat dan konflik. Kemampuan kita untuk bekerja sama dan menyelesaikan konflik dengan konstruktif akan membantu kita membangun hubungan yang positif dengan orang lain. Hubungan yang positif tidak hanya dapat membangun rasa percaya (trust), tetapi diyakini dapat memitigasi stres, melawan penyakit, dan memperpanjang umur seseorang. Sebelumnya kita sudah membahas kemampuan berempati. Dengan kemampuan berempati, kita dapat membangun hubungan yang lebih melibatkan (engaged) dengan menerima dan memahami orang lain. Empati membantu untuk belajar merespon orang lain dengan cara yang lebih informatif dan penuh afeksi ke orang lain sehingga lingkungan yang inklusif akan terbentuk. Selanjutnya, bagaimana kit
Apakah Anda sudah memahami apa saja ciri-ciri Akun Pembelajaran agar dinilai sudah aktif? Simak penjelasannya pada informasi pada gambar di bawah. #MerdekaBelajar #AkunPembelajaran #BelajarID #BelajarAman #BelajarNyaman
Pada modul ini, kita akan belajar dua hal: Merefleksikan diri dan peran sebagai pendidik Memproyeksikan diri menjadi guru seperti apa di masa depan Daftar Materi: Mengenali Diri dan Perannya Sebagai Pendidik Apa Peran Saya Sebagai Guru Ingin Menjadi Guru Seperti Apa Saya A. Mengenali Diri dan Perannya Sebagai Pendidik Sebagai Pendidik tentu sudah seharusnya mampu mengenali karakteristik dan kebutuhan murid. Akan tetapi hal yang paling mendasar juga harus dimulai dari diri sendiri yaitu mengenali kekuatan dan kelemahan diri. Video ini mengajak Ibu dan Bapak Guru merefelksikan kekuatan dan kelemahan yang kita punyai, lalu bagaimana kita dapat mengelola apa yang kita miliki tersebut untuk berperan mendidik murid-murid kita. B. Apa Peran Saya Sebagai Guru Tidak dipungkiri bahwa peran guru amatlah penting bagi perkembangan murid. Video ini mengajak kita berefleksi bersama terkait peran sebagai guru selama ini. C. Ingin Menjadi Guru Seperti Apa Saya Murid seringkali terinspirasi dari Ibu dan
Komentar
Posting Komentar